Tumbuhan Purba Menggunakan Panas, Bukan Bunga, untuk Menarik Serangga

10

Jauh sebelum kelopak bunga yang semarak muncul, tanaman purba mengandalkan panas untuk memikat penyerbuk. Sebuah studi baru yang diterbitkan di Science mengungkapkan bahwa sikas – sekelompok tanaman tropis yang menyerupai palem – menghasilkan kehangatan yang signifikan dalam struktur reproduksinya untuk menarik kumbang. Penemuan ini memberikan wawasan tentang bentuk penyerbukan paling awal, yang mendahului evolusi bunga jutaan tahun yang lalu.

Cara Kerja Panas sebagai Sinyal Penyerbukan

Sikas bersifat termogenik, artinya mereka aktif menghasilkan panas, dan beberapa spesies mencapai suhu hingga 15°C (27°F) lebih hangat dibandingkan lingkungannya. Para peneliti mengkonfirmasi bahwa kumbang tertarik pada bagian terhangat dari kerucut sikas, bahkan ketika isyarat lain seperti aroma dikendalikan. Percobaan menggunakan pewarna ultraviolet menunjukkan kumbang secara konsisten mengunjungi daerah yang lebih hangat, hal ini menunjukkan bahwa panas merupakan daya tarik langsung.

Ketika para peneliti memanaskan kerucut yang dicetak 3D dan menutupinya dengan plastik untuk mencegah konduksi termal melalui sentuhan, kumbang masih lebih menyukai kerucut yang hangat daripada yang tidak dipanaskan, membuktikan bahwa radiasi infra merah adalah sinyalnya. Antena kumbang mengandung TRPA1, saluran ion peka panas yang juga ditemukan pada ular dan nyamuk, disesuaikan dengan kisaran suhu spesifik tanaman inangnya. Hal ini menunjukkan bahwa kumbang secara biologis dilengkapi untuk mendeteksi dan merespons panas sikas.

Teka-teki Evolusioner Tanaman Berbunga

Penelitian ini menyoroti pertanyaan evolusioner yang sudah lama ada: mengapa tumbuhan berbunga (angiospermae) mengalami diversifikasi begitu cepat sementara sikas masih relatif terbatas jumlah spesiesnya? Para penulis berpendapat bahwa penyerbukan berbasis inframerah mungkin telah membatasi kemampuan sikas untuk membentuk hubungan khusus dengan lebih banyak serangga.

Bunga dapat mengembangkan pola warna, tingkat saturasi, dan corak yang kompleks, sehingga memungkinkannya menargetkan banyak penyerbuk. Namun, sikas hanya dapat menyesuaikan intensitas panas, sehingga berpotensi membatasi diversifikasinya. Ahli biologi tanaman lain berpendapat bahwa aroma juga bisa membantu sikas melakukan diversifikasi, namun tanaman berbunga memiliki keuntungan dalam menggabungkan aroma dan warna untuk daya tarik yang lebih luas.

“Berbagai peluang untuk diversifikasi mungkin lebih baik daripada satu peluang,” kata ahli biologi tanaman Universitas Cambridge, Beverley Glover.

Temuan ini mewakili langkah maju yang signifikan dalam memahami evolusi tanaman dan asal usul penyerbukan, menunjukkan bahwa panas merupakan interaksi ekologis yang penting jauh sebelum usia bunga.

Попередня статтяGerakan Tangan Meningkatkan Persuasi: Sains Mengonfirmasi Apa yang Sudah Diketahui Banyak Orang
Наступна статтяKekuatan Orang Tua Kulit Hitam: Membentuk Kembali Pendidikan Melalui Aksi Kolektif