Satu Tahun Setelah Helene: Sekolah WNC Menjalin Ketahanan ke dalam Pemulihan

36

Satu tahun setelah Badai Helene menghancurkan Carolina Utara bagian Barat, kerusakan fisik masih terlihat: keluarga-keluarga mengungsi, sekolah-sekolah ditutup, dan pembangunan kembali masyarakat. Namun di tengah pemulihan, transformasi yang lebih mendalam mulai terjadi. Di wilayah lain, para pendidik memikirkan kembali bagaimana sekolah tidak hanya dapat memulihkan apa yang hilang tetapi juga menata kembali sekolah sebagai pilar ketahanan.

Membangun Kembali dengan Komunitas di Pusat

Proyek Ketahanan WNC, yang diluncurkan setelah terjadinya badai, telah mengumpulkan 18 distrik sekolah untuk memikirkan kembali pendidikan. Prinsip panduannya sederhana: pemulihan tidak hanya memulihkan masa lalu namun juga menciptakan masa depan yang lebih kuat dan lebih terhubung.

Di Sekolah Menengah Canton di Haywood County, gagasan ini telah mengubah cara pandang siswa dan staf terhadap sekolah. Kepala Sekolah Joshua Simmons menggambarkannya sebagai peralihan dari sebuah bangunan menjadi “rumah” bagi komunitas. Pertemuan mingguan, yang lahir dari kehancuran akibat badai, kini mempertemukan semua orang—guru, siswa, dan staf—bersama. Pertemuan-pertemuan ini menumbuhkan empati dan tanggung jawab kolektif, memastikan bahwa setiap suara berkontribusi terhadap budaya sekolah yang positif.


Mengubah Rasa Sakit Menjadi Tujuan

Madison County adalah contoh lain dari tindakan ketahanan. Guru bahasa Inggris Julie Young dan seniman kaca Kristen Muñoz berkolaborasi dalam Stories in Glass, sebuah proyek yang membantu siswa mengubah pecahan kaca menjadi simbol pembaruan, seperti kupu-kupu dan lebah.

Bagi Julie, seorang guru veteran, proyek ini lebih dari sekedar seni—ini adalah cara untuk memberdayakan siswa selama masa ketidakpastian. Daripada membuat makalah penelitian tradisional, para siswa membuat situs web interaktif untuk mendokumentasikan kisah-kisah masyarakat akibat badai. Mereka belajar wawancara, podcasting, dan desain, membuktikan bahwa pendidikan bisa menjadi kreatif dan memiliki tujuan.

Kristen menambahkan doa Hawaii, Ho’oponopono, untuk memandu prosesnya. “Hal yang paling penting,” katanya, “adalah kita bersatu dan membangun kembali keyakinan kita dalam hidup dan satu sama lain. Dan siapa yang lebih baik untuk berbagi hal itu selain anak-anak?”


Enam Untai Ketahanan

Proyek Ketahanan WNC memberikan kerangka kerja untuk pekerjaan ini melalui enam rangkaian utama:

  1. Dukungan Kesehatan Mental : Mengatasi dampak emosional dari badai ini.
  2. Pembelajaran Terkait Pemulihan : Mengintegrasikan pembelajaran dari bencana ke dalam kurikulum.
  3. Jalur Kredensial Baru : Memperluas kesempatan bagi siswa.
  4. Kemitraan Masyarakat : Memperkuat hubungan antara sekolah dan organisasi lokal.
  5. Kepemimpinan Sistemik : Memikirkan kembali cara sekolah dijalankan.
  6. Desain Berbasis Empati : Memastikan setiap inisiatif mempertimbangkan kebutuhan pelajar.

Rangkaian aturan ini bukanlah aturan yang kaku, melainkan alat yang fleksibel bagi para pendidik untuk bertanya: Apa yang paling penting dalam hal ini, dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam praktik sehari-hari?


Budaya Ketahanan

Bagi Joshua Simmons, ketahanan bukan hanya sebuah kata kunci—tetapi sebuah kenyataan. Dia berkendara melewati lingkungan yang masih dalam tahap pemulihan, melihat secara langsung tantangan yang dihadapi keluarga. Namun, di ruang kelas, ia melihat hal lain: anak-anak memimpin proyek, berkolaborasi, dan saling mendukung.

“Anak-anak adalah orang yang paling tangguh di dunia,” katanya. “Mereka kembali siap untuk belajar.”

Pola pikir ini membentuk cara sekolah mendekati akademisi. Dengan menyelaraskan upaya pemulihan dengan Potret Seorang Lulusan di Carolina Utara, distrik-distrik menekankan kemampuan beradaptasi, empati, dan kolaborasi. Keterampilan ini tidak hanya berguna di ruang kelas—tetapi juga penting untuk membangun kembali masyarakat.


Pelajaran Melampaui Pegunungan

Proyek Ketahanan WNC masih terus berkembang, namun pendekatannya menawarkan cetak biru untuk wilayah lain. Ini bukan tentang mengimpor program tetapi mengembangkan solusi lokal yang berakar pada nilai-nilai komunitas.

Ketahanan tidak dibangun melalui tindakan besar, melainkan melalui tindakan sehari-hari. Ketika sekolah menjadi rumah—tempat di mana setiap orang merasa diperhatikan, aman, dan didukung—sekolah menjadi landasan bagi pemulihan yang langgeng.

Kesimpulan

Satu tahun setelah Helene, sekolah-sekolah di Western North Carolina tidak hanya mampu bertahan—mereka adalah arsitek masa depan yang lebih berketahanan

Попередня статтяЩо таке громадянська уява і чому ми продовжуємо поширювати погані новини?
Наступна статтяThe Architecture of Inference: Appreciating Robert Mislevy’s Evidence-Centered Design in the Age of AI