Solusi Dua Sigma: Bagaimana Bimbingan Belajar dan Teknologi Dapat Mengubah Pendidikan

7

Selama beberapa dekade, “masalah dua sigma” dalam pendidikan telah menimbulkan tantangan: bagaimana memberikan perolehan pembelajaran yang setara dengan dua standar deviasi di atas rata-rata—sebuah kemajuan besar. Penelitian yang dirintis pada tahun 1980an oleh Benjamin Bloom menunjukkan bahwa hal ini dapat dicapai melalui bimbingan belajar intensif yang dikombinasikan dengan pembelajaran berbasis penguasaan. Namun, meningkatkan instruksi yang dipersonalisasi seperti itu tampaknya mustahil…sampai sekarang.

Kekuatan Bimbingan Belajar: Pendekatan yang Terbukti

Bimbingan belajar, yang biasanya diperuntukkan bagi kaum elit, secara konsisten telah menghasilkan peningkatan pendidikan yang substansial. Bimbingan belajar dosis tinggi—empat sesi atau lebih per minggu dalam kelompok kecil—menghasilkan ukuran efek hingga 0,55 standar deviasi, yang berarti pembelajaran selama lebih dari satu tahun. Meskipun efektif, bimbingan belajar tatap muka tetap memakan biaya, berpotensi melebihi $1.800 hingga $4.000 per siswa setiap tahunnya.

Bimbingan Belajar Online: Meningkatkan Standar Emas

Pandemi COVID-19 memaksa peralihan cepat ke bimbingan belajar online, dan hasilnya sangat mencengangkan. Bimbingan belajar online terbukti hampir sama efektifnya dengan pengajaran tatap muka tetapi dengan biaya yang lebih murah. Penelitian terbaru dari Italia, Ukraina, dan Spanyol menegaskan hal ini:

  • Italia: Bimbingan belajar online selama lockdown meningkatkan nilai matematika sebesar 0,22 standar deviasi pada tahun 2020 dan 0,20 pada tahun 2022.
  • Ukraina: Meskipun dalam kondisi masa perang, program ini memberikan peningkatan pembelajaran sebesar 0,49 standar deviasi dalam matematika dan 0,40 dalam bahasa, serta mengurangi stres di kalangan siswa.
  • Spanyol: Bimbingan belajar online dua lawan satu meningkatkan keterampilan matematika dan kesejahteraan sosio-emosional.

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa les online bukan hanya perbaikan sementara namun merupakan solusi yang tangguh dan terukur. Bahkan intervensi berteknologi rendah, seperti pendampingan berbasis telepon di Bangladesh, telah menghasilkan keuntungan yang signifikan hanya dengan $20 per anak.

Pembelajaran Campuran: Menjembatani Kesenjangan

Banyak sekolah, khususnya di daerah pedesaan, menghadapi kekurangan guru. Pembelajaran campuran—menggabungkan teknologi dengan pengajaran tradisional—menawarkan cara untuk mengisi kesenjangan ini. Program Guru Ganda di Tiongkok, misalnya, menghubungkan ruang kelas di pedesaan dengan guru di perkotaan melalui pembelajaran online, sehingga menghasilkan peningkatan deviasi standar dalam matematika hampir sepenuhnya. Pendekatan ini memanfaatkan teknologi untuk memperkuat dampak yang diberikan oleh para pendidik yang ada.

Implikasi Kebijakan

Penyelesaian masalah dua sigma Bloom memerlukan fokus kebijakan yang jelas:

  1. Berinvestasilah pada bimbingan belajar terlebih dahulu : Hanya sedikit intervensi yang memberikan dampak besar dan konsisten.
  2. Prioritaskan keterjangkauan : Model online secara signifikan mengurangi biaya.
  3. Merangkul pembelajaran campuran : Teknologi dapat melengkapi guru di daerah yang kurang terlayani.
  4. Fokus pada skalabilitas : Program yang menggunakan alat sederhana dan infrastruktur yang ada akan lebih berkelanjutan.

Sudah terlalu lama, reformasi pendidikan mengabaikan alat paling ampuh yang ada: pengajaran yang dipersonalisasikan. Sekaranglah waktunya untuk memperluas bimbingan belajar, baik online maupun campuran.

Para penulisnya antara lain Lelys Dinarte-Diaz (ekonom riset di Bank Dunia), Renata Lemos (Ekonom Senior di Bank Dunia), James Gresham (Spesialis Pendidikan di Bank Dunia), dan Rony Rodriguez (mahasiswa PhD bidang Kebijakan Pendidikan di Universitas Harvard).

Попередня статтяMasa Depan Sekolah: Dua Jam AI, Lalu Apa?